Home > Gaya Hidup

Hati-Hati Jebakan Batman! Begini Kisah Nyata Modus Penipuan Aplikasi Kencan Online

Kisah Nyata Modus Penipuan Aplikasi Kencan Online
Ilustrasi kencan online. Foto: pixabay.com
Ilustrasi kencan online. Foto: pixabay.com

Oleh: Asty Sopian

Aplikasi kencan online yang saat ini sedang hype, sebenarnya sudah populer sejak lama. Kepopuleran aplikasi ini meningkat karena adanya pembatasan ruang gerak yang disebabkan oleh pandemic Covid-19. Yang mana, aplikasi kencan online, menjadi salah satu cara untuk terhubung dengan dunia luar, tanpa harus tatap muka secara langsung.

Melalui aplikasi ini, dua orang asing yang ingin menjalin hubungan asmara dipertemukan dan dicocokan melalui beragam karakteristik, seperti hobi yang sama, jarak antar pengguna yang dekat, dsb. Namun, di balik semua manfaat dari aplikasi tersebut, tersimpan berbagai risiko-risiko berbahaya di dalamnya.

Melansir suara.com, dalam penelitian Kaspersky, dari sekian persen orang yang telah menggunakan aplikasi kencan online untuk menemukan cinta, justru bertemu dengan pelaku kejahatan siber yang mencoba menipu untuk memberikan sejumlah uang.

Penipuan semacam ini dikenal sebagai scammers. Kepopuleran aplikasi kencan online dimanfaatkan oleh para scammers untuk mendapatkan koneksi pribadi dan memanfaatkan kondisi tersebut.

Di Indonesia sendiri, sudah banyak terjadi kasus kejahatan akibat penggunaan aplikasi kencan online ini. Bukan hanya penipuan yang meminta sejumlah uang, tetapi juga ada kasus pemerkosaan, kekerasan berbasis gender, sampai dengan kasus penjualan manusia.

Hal ini diperparah dengan sulitnya pembuatan laporan kepada pihak berwenang. Karena biasanya para pelaku menggunakan identitas palsu maupun akun bodong yang bisa dibuat dalam sekejap di dunia maya, sehingga menyebabkan sulitnya pihak berwenang untuk mengusut kasus dan menemukan pelaku.

Salah satu kasus penipuan dari penggunaan aplikasi kencan online ini dialami oleh seorang wanita berinisial (S) di Kulon Progo, Yogyakarta yang diduga tertipu oleh teman kencan online-nya sebanyak Rp115 juta. Korban diimingi akan dibuatkan deposito oleh pelaku, namun setelah uangnya ditransfer, pelaku kemudian melarikan diri. Sampai saat ini, kasusnya masih ditangani oleh Polsek Pengasih.

Ada pula kasus perdagangan manusia yang terjadi melalui aplikasi semacam ini, yakni seorang anak usia 17 tahun di Jambi yang diperdagangkan sebagai pekerja seks komersial (PSK) oleh teman kencannya, yang bernama Muhammad Randa di aplikasi michat. Dan kasus pembunuhan yang terjadi di Indramayu akibat korban menyebut teman kencannya miskin.

Setelah berkenalan melalui aplikasi michat dan setuju bertemu untuk melakukan hubungan badan, korban yang bernama Shella (21) menyebut teman kencannya miskin lantaran tidak mau membayarkan sejumlah uang yang telah disepakati bersama di awal. Pelaku yang geram karena perkataan tersebut, lantas menghabisi nyawa korban.

Selain itu, ada banyak pula kasus-kasus semacam ini yang beredar di dunia maya. Contohnya adalah sebuah akun FB bernama Aisyah, yang mengaku tertipu oleh teman kencannya yang bernama Novy Randa alias Sutan alias Muhammad Sutan, alias Farrel dengan total kerugian kurang lebih sebesar Rp30 juta. Informasinya pun disebarkan melalui berbagai grup di FB, namun terlihat hasilnya nihil, dan pelaku saat ini masih belum bisa ditangkap oleh pihak kepolisian Polsek Jagakarsa.

Modus Penipuan Aplikasi Kencan Online. Foto: Tangkapan Layar
Modus Penipuan Aplikasi Kencan Online. Foto: Tangkapan Layar

Dalam statusnya, korban (Aisyah) mengatakan bahwa dirinya dijanjikan akan dinikahi oleh pelaku dan akan diboyong ke Kalimantan untuk bertemu dengan orang tua pelaku asal mau menyerahkan kendaraan bermotor, emas, hp, laptop, untuk digadaikan serta sejumlah uang untuk menjadi modal perjalanan ke Kalimantan. Namun, setelah korban menyerahkan semua harta benda miliknya, pelaku kabur dan korban ditinggal sendirian di Warung Kopi Paijo, Jagakarsa.

Kejadian serupa rupanya juga pernah dilakukan oleh pelaku pada tahun 2016 silam, kepada seorang mahasiswi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) Salatiga jurusan PGSD bernama Puri.

Melansir jateng.tribunnews, dan solopos.com, saat itu pelaku mengaku sebagai anggota TNI AU berpangkat Letnan Satu, dan berhasil membawa kabur Puri ke berbagai kota. Saat ditemukan oleh pihak kepolisian, pelaku dan korban sudah berada di Mempawah, Kalimantan, kota asal pelaku tinggal.

Fenomena aplikasi kencan online memang suatu hal yang cukup baru terjadi di Indonesia. Apabila teman, sahabat maupun orang terdekat kita mengalami hal tersebut, kantor advokat dan bantuan hukum, mengatakan perlu dilakukan pendampingan terhadap korban secara intensif untuk mengetahui kendala yang terjadi.

Kemudian, jika korban mengetahui data dari pelaku, cobalah meminta bantuan terlebih dahulu kepada pihak terkait yang bisa dipercaya seperti atasan pelaku, dan juga siapkan bukti yang diperlukan jika ingin melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwajib.

× Image